Jumat, 15 Agustus 2008

sastra


PUTIH BIRU

Aku ingin menjadi ilalang saja yang tak tuhan beri nafsu Aku ingin jadi duri saja yang tak diberi Tuhan nurani tuk menyakiti Aku ingin jadi binatang saja yang tak tuhan anugerahi akal Karna pada kenyataanya aku selalu tidak bisa bertindak seperti manusia yang berakal jika berada di dekatmu. Perjalanan kita telah jauh aku telah mendapat banyak pelajaran berharga dari mu mengingatmu seperti melahap berton-ton cabe yang sisakan pedas, perih, panas dan air mata Aku ingin muntahkan tapi rasa yang menyertai pedas dimulutku senyaman hartal nirwana Ketika keringatmu menyekat, membanjiri ruangan tempat kita menulis berlembar-lembar kisah, aku mulai pengap, nafasku satu dua,hidungku tersumbat, dan dadaku telah dipenuhi keringat Ingin sekali aku menyeka segala pengap yang merayap,tapi pesona yang terbekas seharum kasturi surga. Betapa kilau tubuh kita yang basah oleh ludah dan keringat membuat angin merinding.

Sebaiknya kita berkaca pada titik-titik air yang mulai menggenang di panggung permainan kita. Apa hendak kau akhiri teatrika bertajuk gairah dan air mata ini? Jika ya, kita akan memulai sebuah kisah barumkita akan membuat pertunjukan yang masa dahsyat. kita akan bersenggama dalam beberapa baris kata dan mungkin, orgesme akan kita dapat dari ujung penamu dan kelamin tintaku Kita akan bercinta dengan alas kertas yang maha luas Imajinasikan dirimu sesukamu Orgasmekan aku , tentunya dengan ujung penamu diatas kertas putih biru. akan banyak yang melihat bersenggamaan kita.maka mari bermain cantik. mari bermain liarmmari tumpahkan air mata seluruh duniam mari gelakkan tawa keangkasa. menyentuh setiap hati dengan ujung penamu dan kelamin tintaku akan ada banyak orang yang menunggu persenggamaan kita. Mereka akan membentangkan kertas putih biru itu.
ayolah…………

artikel cinta

Artikel Cinta Dan Perkawinan

Suatu hari, Plato bertanya pada gurunya, “Apa itu cinta? Bagaimana saya bisa menemukannya?”

Gurunya menjawab, “Ada ladang gandum yang luas didepan sana. Berjalanlah kamu dan tanpa boleh mundur kembali, kemudian ambillah satu saja ranting. Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap paling menakjubkan, artinya kamu telah menemukan cinta”

Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan tangan kosong, tanpa membawa apapun.

Gurunya bertanya, “Mengapa kamu tidak membawa satupun ranting?”

Plato menjawab, “Aku hanya boleh membawa satu saja, dan saat berjalan tidak boleh mundur kembali (berbalik). Sebenarnya aku telah menemukan yang paling menakjubkan, tapi aku tak tahu apakah ada yang lebih menakjubkan lagi di depan sana, jadi tak kuambil ranting tersebut Saat kumelanjutkan berjalan lebih jauh lagi, baru kusadari bahwasanya ranting - ranting yang kutemukan kemudian tak sebagus ranting yang tadi, jadi tak kuambil sebatangpun pada akhirnya”

“Gurunya kemudian menjawab ” Jadi ya itulah cinta”

Di hari yang lain, Plato bertanya lagi pada gurunya, “Apa itu perkawinan? Bagaimana saya bisa menemukannya?”

Gurunya pun menjawab “Ada hutan yang subur didepan sana. Berjalanlah tanpa boleh mundur kembali (menoleh) dan kamu hanya boleh menebang satu pohon saja. Dan tebanglah jika kamu menemukan pohon yang paling tinggi, karena artinya kamu telah menemukan apa itu perkawinan”

Plato pun menjawab, “Sebab berdasarkan pengalamanku sebelumnya, setelah menjelajah hampir setengah hutan, ternyata aku kembali dengan tangan kosong. Jadi dikesempatan ini, aku lihat pohon ini, dan kurasa tidaklah buruk-buruk amat, jadi kuputuskan untuk menebangnya dan membawanya kesini. Aku tidak mau menghilangkan kesempatan untuk mendapatkannya“

Gurunyapun kemudian menjawab, “Dan ya itulah perkawinan”

Cinta itu semakin dicari, maka semakin tidak ditemukan.

Cinta adanya di dalam lubuk hati, ketika dapat menahan keinginan dan harapan yang lebih.

Ketika pengharapan dan keinginan yang berlebih akan cinta, maka yang didapat adalah kehampaan… tiada sesuatupun yang didapat, dan tidak dapat dimundurkan kembali.

Waktu dan masa tidak dapat diputar mundur.

Terimalah cinta apa adanya.

Perkawinan adalah kelanjutan dari Cinta.
Adalah proses mendapatkan kesempatan, ketika kamu mencari yang terbaik diantara pilihan yang ada, maka akan mengurangi kesempatan untuk mendapatkannya.

Ketika kesempurnaan ingin kau dapatkan, maka sia - sialah waktumu dalam mendapatkan
perkawinan itu, karena sebenarnya kesempurnaan itu hampa adanya.

Renung

Apakah Ini Cinta ??

Buat orang yang baru aku kenal,....

Entah mengapa jari-jari ini menuliskan tentang tema ini, bingung juga ketika harus berhadapan dengan panel yang berisi puluhan huruf dengan susunan acak, sulit bila bertatapan dengan kotak penuh dengan warna yang hanya diisi oleh beberapa tombol. Namun Alhamdulillah ketika inspirasi datang semua menjadi mudah, ketika apresiasi untuk menghadirkan yang penuh dengan luapan energi menjadi hal yang sangat indah, dan ketika hati ini kembali terdorong oleh sebuah rasa yaitu manfaat untuk saling berbagi kepada sesama mungkin bisa membuat bahagia.

Tak biasa menuliskan tema ini, karena banyak hal yang mendasari alasan tersebut. Namun sebuah inspirasi harus tetap ingin dituliskan agar tidak masuk ke lubang hitam menjerumuskan bernama kehampaan. Untuk menyebut katanya saja terkadang berat karena memang tidak terbiasa. Baiklah, karena harus diputuskan maka terpaksa katakan bahwa kata itu adalah cinta. Artikel ini bukan sekedar apresiasi basi, Tapi semua ini dituliskan karena lagi-lagi ada inspirasi awal yang mendasari, ada momentum pengalaman yang harus digali lagi, dan ada manfaat yang berharap bisa terbagi.

Ya, cinta memang penuh dengan tanda tanya, ratusan kebingungan terkadang menyelimuti para pencinta dan hanya ragam suara yang banyak bisa berkata, intuisi yang terpaksa dibuat mati hanya karena mencintai seseorang pujaan hati, idiom cinta adalah buta bukan berarti serta merta itu adalah kebetulan belaka, tapi tidak pantas diklaim sebagai sebuah kebenaran bila kembali ditanyakan pada yang mengalaminya. Semua pecinta akan seragam menjawab bahwa cinta itu indah di awal masa, namun bisa menjadi petaka bila gagal atau rusak sampan yang dinaiki bersama.

Cinta yang tidak disyariatkan banyak memiliki ragam dalam melakoninya, dari pegangan bahkan sampai tegangan, ada milyaran cara untuk dapat mengutarakan sekaligus melampiaskan, namun sayang hanya ada sedikit sekali upaya untuk dapat saling melupakan. Seseorang pernah berseloroh bahwa ia mungkin tidak bisa hidup bila tidak pacaran, sehingga pengembaraan terlarangnya berjalan terus dan singgah di banyak perasaan. Ada pula yang berkata bahwa ia merupakan tipe seorang pasangan yang setia namun apa daya semua itu hanya habis dimulut saja. Ada juga seorang yang sedang mendamba, karena tidak punya kemampuan maka semua menjadi sirna sebab yang dicinta telah pergi bersama dengan orang yang lebih dicintainya.

Cinta juga menimbulkan inspirasi tersendiri bagi banyak orang yang memanfaatkan sebagai sebuah peluang usaha. Banyak industri pop mengemas cinta dengan tayangan penuh hiperbola, cinta indah, cinta fitri, cinta bunga, ada apa dengan cinta, dan ratusan judul yang membuat pusing kepala, belum lagi ditambah lantunan musik sendu yang pilu menjerat kalbu pun tak ayal pasti laris bila mengangkat tema cinta ini. Dalam setiap satu album lagu pasti terselip entah itu beberapa kata atau bahkan judul yang mengisyaratkan cinta, belum lagi apabila ada seorang usatdz yag juga menjuluki dirinya sebagai ustadz cinta. Namun itulah sebuah usaha. Ada motif dibelakangnya, ada sarana dalam pencapaiannya, dan ada target yang harus dihasilkan.

Ada sebuah pelajaran indah tentang perjalanan cinta, sungguh harus digambarkan karena memang perjalanan indah ini adalah sebuah pencapaian cinta sejati. Berita ini dikisahkan oleh Al Imam Hasan Al Bashri rahimahullah, bahwasanya ada seorang wanita jalang yang kecantikannya melebihi wanita seusianya, si wanita memiliki tekad bahwa ia hanya akan mau menyerahkan dirnya bila ada yang sanggup tuk membayar sebanyak 100 dinar. Hingga akhirnya ada seorang pria yang melihat dirinya dan sangat menginginkannya. Dari sana si pemuda tersebut bekerja keras dengan sepenuh raga, banting tulang, tangan jadi kaki, kaki jadi tangan. Sampai akhirnya ia dapat mengumpulkan 100 dinar.

Hingga akhirnya sampailah kemauan dia untuk menemui si wanita tersebut dan mengatakan kalimat kejujurannya “ sungguh engkau (si wanita ) telah membuatku kagum, kemudian aku pergi dan bekerja membanting tulang hingga berhasil mengumpulkan 100 dinar. “

Si wanita menyuruhnya untuk membayarkan uang itu kepada pelayan agar di cek keaslian dan berat timbangannya, setelah semua proses usai si wanita mempersilahkan sang pria tersebut untuk masuk dan menaiki ranjang yang telah dihias dengan indahnya. Si wanita pun mengajaknya bahkan si pemuda telah bersiap untuk menyalurkan hasrat yang dipendamnya. Pada saat itu dia ingat bagaimana nanti dia akan mempertanggung jawabkan perbuatannya dihadapan Allah. Seketika tubuh pria tersebut bergetar dan syahwatnya yang meluap pun padam.

Maka si pria tersebut berkata “ Biarlah aku keluar dan uang 100 dinar itu ambillah untukmu.” Maka dengan penuh perasaan heran si wanita bertanya tentang keadaannya, “Ada apa denganmu? Kau telah mengaku pernah melihatku lalu engkau kagum dan menginginkan diriku, kemudian engkau telah berusaha untuk mengumpulkan uang tuk dapatkan aku, maka mengapa sekarang ketika tiba waktunya engkau menjadi seperti ini?“.

Si pria menjawab, “ Tidak ada yang mendorongku dalam hal ini selain perasaan takutku kepada Allah, aku membayangkan bagaimana saat nanti aku berdiri dihadapanNya.“ Justru si wanita berkata, “Bila kau memang benar-benar demikian, maka tak ada yang berhak menjadi suamiku selain engkau.” Ucapan ini dilontarkan setelah si wanita mendengar apa yang dikatakan si pria terhadap dirinya. Namun apa daya sang pemuda tetap bersikeras untuk pergi, dengan perkataan “Biarkan aku pergi.”.

Ada syarat yang sempat diajukan oleh sang wanita tersebut, “Boleh, tetapi kau harus berjanji, bahwa kau akan mengawiniku.” Si pria pun berkata, “Tidak ada janji sampai aku keluar.” Si wanita tetap teguh memaksa, “ Engkau harus berjanji, demi Allah, bila nanti aku datang kepadamu kau akan mengawiniku.” Si pria hanya menjawab, “Ya, mungkin.”

Segera si pria mengenakan pakaiannya dan bergegas menuju negerinya. Dan si wanita pun menyesali apa yang pernah dilakukannya selama ini hingga akhirnya ia putuskan untuk pergi meninggalkan dunia yang pernah digelutinya dengan penuh penyesalan. Sampailah si wanita tiba dinegeri sang pria tersebut, lalu ia pun banyak betanya pada orang-orang tentang nama dan alamat si pria tersebut. Orang-orang berkomentar, “Sekarang ini, sang ratu cantik itu datang sendiri bertanya tentang engkau.”

Saat si pria melihatnya, dia terkejut, kejang dan mati. Lalu jatuh dihadapan si wanita. Maka si wanita berkata, “Aku sudah tidak mungkin lagi mendapat orang yang satu ini, tapi apakah dia punya seorang kerabat?.” Orang-orang menjawab, “Ya, ada, dia memiliki saudara laki-laki yang miskin.”

Si wanita tadi akhirnya berkata pada saudara laki-lakinya, “Aku ingin menikah denganmu, karena aku cinta pada saudaramu.” Akhirnya mereka berdua menikah dan dikaruniai tujuh orang putra. ( dikutip dari buku Kisah-Kisah Nyata, penerbit Darul Haq hal39-40 )

Ada pelajaran yang bisa dipetik dari kisah diatas, bahwa awalnya petaka namun berakhir dengan bahagia. Sebuah potret cinta yang terlintas saling menyakiti, tetapi justru ada akhir yang sulit dimengerti. Kisah tersebut juga banyak menyiratkan tanda tanya, bagaimana bisa seseorang yang mencintai orang pertama menikahi orang kedua dengan perasaan cinta layaknya kepada orang pertama.

Itulah cinta, ada banyak perjuangan juga penuh pengorbanan. Kadang membahagiakan namun bisa jadi dalam sekejap sebagai bumerang yang menghancurkan. Ada yang karena cinta ia rela tidak makan dan minum, tragis bahkan ketika sesorang mengakhiri hidupnya hanya karna putus cinta. Seperti di awal tadi dikatakan, ada banyak cara untuk memerjuangkan cinta, namun hanya ada sedikit cara untuk dapat melupakannya. Sebuah analogi yang tidak seimbang namun hadir di belantara realitas dan kenyataan. Maka bagi mereka yang berdiri diatas cinta fatamorgana bersiaplah menuai panen yang penuh kekecewaan…